RESUME SEDIMEN TERIGEN KLASTIK


      Oleh : Yuanita Ayuning Rahayu
      Sedimen klastik terigen merupakan material yang berasal dari batuan sebelumnya (rombakan) yang berasal dari kontinen. Sedimen tersebut masuk ke dalam divisi klastika. Ukuran butir dalam skala Wentworth dalam sedimen dan batuannya digunakan untuk klasifikasi dan penamaan, baik butir  maupun batuannya. Selain skala Wentworth, terdapat skala phi sebagai skala ukuran butir. Phi adalah logaritmik berbasis 2 (. Skala phi dibuat untuk mempermudah penskalaan karena menjelaskan distribusi alami ukuran butir dan dapat dihubungkan dengan penghancuran ukuran butir besar menjadi dua bagian secara terus menerus. Sedangkan nilai negatif merepresentasikan penurunan ukuran butir pada grafik ketika di plot.
            Batuan sedimen tersusun atas fragmen, matriks dan semen. Pembagian ketiganya didasarkan atas ukuran butir. Matriks merupakan butir berukuran lebih kecil dari fragmen dan biasa mengisi ruang diantara fragmen, terbentuk saat sedimentasi terjadi. Sedengkan semen terjadi secara kimia setelah lithifikasi.
            Kerikil merupakan klastik penyusun konglomerat jika butirnya rounded. Ketika bentuk butirnya menyudut, maka batuan yang terbentuk dinamakan breksi. Variasi klastik pada konglomerat dapat digunakan untuk menentukan sumber dari konglomerat tersebut. Tekstur batuan sedimen seperti sorting digunakan untuk menginterpretasikan proses transport dan deposisi sedimen. Klastik dalam konglomerat dapat terorientasi membentuk tumpukan yang disebut imbrikasi. Arah imbrikasi klastik discoid (satu sumbu lebih pendek dibandingkan dengan kedua sumbu lain) pada konglomerat menentukan arah aliran purba. Air cenderung mendepositkan klastik dicoid elongate dengan orientasi sumbu panjang tegak lurus arah aliran. Sedangkan glacial mendepositkan klastik dengan orientasi sumbu panjang sejajar arah aliran
            Pasir terbentuk dari hancuran batuan yang telah ada sebelumnya. Hancuran tersebut dibagi dalam dua kategori yaitu  butir detrital mineral dan fragment lithik. Detrital mineral merupakan mineral hasil erosi, yaitu kuarsa, feldspar, mika, mineral berat, dll. Sedangkan fragmen lithik adalah fragmen hancuran dari batuan yang ada sebelumnya. Penamaan diberikan berdasarkan ukuran butir, contohnya sandstone, dan persentase matriks yang mengisi ruang antar butir, contohnya persentase matriks  kurang dari 15% dinamakan arenite.
            Selain pengamatan hand specimen, komposisi butir penyusun batuan beku, sedimen, dan metamorf dapat dianalisis lebih lanjut menggunakan mikroskop petrografi melaui sayatan tipis. Analisis sayatan tipis memperlihatkan bentuk butir, relief (ukuran kekuatan garis yang menunjukan kemampuan butir melawan butir lain di sekitarntya), belahan, warna, pleochroism, bias ganda, twinning.
            Mineral-mineral yang umum hadir pada batuan sedimen antara lain kuarsa, feldspar, mika, dan mineral karbonat. Pada batuan sedimen, kehadiran feldspar mengindikasikan kematangan batuan sedimen. Batuan sedimen yang banyak mengandung feldspar mengindikasikan bahwa batuan tersebut muda dan tak jauh dari sumber sedimennya. Sedangkan fragmen lithik dalam  batuan sedimen dapat berasal dari fragmen batuan beku, sedimen, maupun metamorf.
            Butir sedimen yang ukurannya paling kecil dinamakan lempung ( < 4 mikron). Lempung terbagi menjadi dua, butir clay dan mineral lempung. Clay  adalah butir berujuran lempung ( < 4 mikron). Sedangkan mineral lempung adalah mineral filosilikat yang memiliki ukuran lempung, struktur kristal tersusun atas perselingan tetrahedral silica dan octahedral alumina silikat. Biasanya terdapat unsure-unsur yang mengisi ruang antar perselingannya. Mineral lempung ada yang bilayer, contohnya kaolinit, dan ada juga yang threelayer, contohnya montmorilonit, klorit, dan illite. Biasanya lempung diamati dengan scanning electron mikroskop.
            Sorting merupakan salah satu tekstur sedimen yang mendeskripsikan distribusi klastik yang ada dan mengindikasikan arus yang terlibat dalam sedimentasi. Jika well-sorting, maka arus purba yang mendeposisikan mengalami penurunan kecepatan, sedangkan jika poor-sorting mengindikasikan tidak ada arus yang memengaruhi oengendapan, karena tidak terjadi pemilahan butir.
            Roundness adalah ukuran tingkat kebundaran suatu butir yang menunjukan fungsi sejarah transport sedimen dan jejak penghancuran butir. Roundness pada butir berbeda-beda karena setiap butir pada saat transport akan mengalami tumbukan dan abrasi yang berbeda-beda sesuai fungsi transport yang dialami.
Sphericity merupakan tekstur yang penting dalam batuan sedimen klastik. Sphericity adalah tingkat kebulatan butir yang menunjukan sifat yang diwariskan oleh suatu butir. Butir berbentuk papan akan cenderung membundar ketika tertransport dan membentuk butir dengan satu sumbu lebih pendek dari kedua sumbu yang lain (low sphericty).       

Komentar

Postingan Populer